PERKEMBANGAN MOTORIK PESERTA DIDIK
A. TAHAPAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA DINI
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan
gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn
kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun,
adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan
system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan kemampuan motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmani yang terkoordinasi antar
pusat syaraf, urat syaraf dan otot.
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus
yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan
rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin
banyak yang dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya.
Jika kurang mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda
boleh memaksa si kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa
takut dapat mengganggu usaha yang dilakukan si kecil.
Berikut
tahapan perkembangan motorik halus anak berdasarkan tahapan usianya:
1.
Perkembangan fisik/motorik usia 0-1 tahun
Transformasi anak dari bayi yang nyaris tidak mempunyai
kendala atas gerakan kepala, tangan, tungkai dan badan saat lahir menjadi seseorang
yang mungkin mengayunkan langkah pertama di usia 1 tahun adlaah salah satu beda
yang paling jelas terlihat dari perkembangan gerakan selama tahun pertama anak.
Kemajuan yang luar biasa dalam kematangan perkembangan fisik anak akan kita
saksikan. Kemajuan yang luar biasa dalam kematangan perkembangan fisik anak
akan kita saksikan. Perkembangan diawali dengan gerak reflek sesaat setelah
lahir yang akan berubah menjadi gerakan yang disadari. Gerak refleks setelah
lahir diperlukan untuk bertahan hidup seperti mengisap, menelan, berkedip,
merenggutkan lutut, menggenggam ibu jari kaki dan menggenggam tangan. Gerakan
reflek yang berkurang berguna seperti reflek menggenggam ibu jari kaki dan
menggenggam ibu jari tangan secara bertahap akan berkurang dan menghilang
sebelum usia 1 tahun karena otak kecil (cerebellum) yang mengendalikan
keseimbangan berkembang dengan cepat selama setahun awal kehidupan bayi.
a. Koordinasi Tubuh.
Koordinasi antara kemampuan meraba, melihat, dan mendengar
terjadi secara bertahap. - Saat usia lahir sampai satu bulan, kedua tangan bayi
masih mengepal - Usia 2 bulan, kepalan tangan bayi sudah mulai membuka - Usia 3
bulan, bayi sudah memiliki kemampuan untuk memegang benda - Usia 4 bulan, bayi
sudah dapat bermain dengan kedua tangannya. - Usia 5 bulan, mulai terbentuk
koordinasi antara tangan dengan kemampuan melihat (optik). Pada usia, bayi
sudah mampu mengarahkan tangannya ke arah benda dan memiliki keinginan untuk
menjangkaunya. - Usia 6 bulan bayi sudah mampu memindahkan dan memegang mainan
dengan seluruh telapak tangannya . - Usia 7 bulan, bayi sudah dapat memegang
benda dengan kedua telapak tangannya. - Usia 9 bulan , bayi gemar melemparkan
mainannya. - Usia 10-11 bulan, koordinasi antara jari tangan mulai tampak. Bayi
mampu menjepit mainan dengan salah satu tangannya. - Usia 12 bulan, bayi mampu
meletakkan benda ke tangan orang lain.
b. Duduk
Kemampuan bayi untuk dapat duduk, merangkak, berdiri, dan
berjalan terjadi pada usia yang sangat bervariasi dibandingkan dengan kemampuan
koordinasi. Hal ini tergantung pada temperamen dan berat badan bayi. Kemampuan
bayi yang gemuk cenderung lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang ukuran
tubuhnya normal. Untuk duduk, bayi memerlukan latihan kekuatan kepala, leher,
bahu, dada, dan tubuh. Bayi usia 0-3 bulan , belum mampu untuk mengangkat
kepalanya. Kemampuan mengangkat kepala dan bahu terjadi pada usia bayi 4-6
bulan dalam posisi tengkurap. Seiring dengan bertambahnya usia maka kemampuan
bayi untuk duduk pada posisi yang lebih sempurna semakin berkembang. Pada usia
6 bulan, bayi sangat senang jika tubuhnya di tarik untuk didudukkan. Pada usia
7 bulan, bayi telah memiliki kemampuan memainkan kakinya. Pada usia 8-9 bulan,
bayi mulai belajar mengangkat badan untuk duduk dan sudah mampu duduk dengan
bantuan orang lain. Pada usia 10 bulan, bayi sudah mampu duduk karena leher,
bahu dan tubuh bayi semakin kuat. Bayi sudah memiliki kemampuan untuk menguasai
kepala dan bagian dadanya dengan mantap. Pada usia 11 bulan, bayi sudah mampu
duduk bebas dengan keseimbangan yang mantap. Pada usia 12 bulan, bayi telah
duduk dengan sempurna.
c. Merangkak
Refleks adalah gerakan naluri dibawah sadar yang akan
berubah menjadi gerakan sadar pada saat bayi berusia 3 bulan. Reflek melangkah
akan mengawali gerakan merangkak pada bayi. Merangkak merupakan gerakan yang
rumit bagi bayi karena memerlukan tenaga dan keseimbangan. Merangkak baru dapat
dilakukan jika otot-otot untuk mengangkat kepala sudah kuat dan mampu menopang
berat badan dalam keadaan tangan menelungkup di bawah perut. Merangkak baru
dapat dilakukan bayi pada usia 8 bulan. Namun, ada kemungkinan beberapa bayi
tidak pernah belajar merangkak, tetapi hanya belajar duduk, berdir, dan
akhirnya berjalan. Kemampuan bayi untuk dapat merangkak semakin sempurna dengan
bertambahnya usia. Berikut ini diuraikan tentang tahap-tahap kemampuan bayi
untuk dapat merangkak secara sempurna. Pada usia 9 bulan, bayi mulai dapat
merayap. Pada usia 10 bulan, bayi mampu mengayunkan tangan dan lututnya.
Kondisi seperti ini merupakan gerakan awal untuk merangkak maju. Pada usia 11
bulan, bayi mulai mampu merangkak dengan kedua tangan dan kedua kakinya. Pada
usia 12 bulan, bayi sudah mampu merangkak secara sempurna.
d. Berjalan
Kemampuan bayi untuk dapat berjalan ditentukan oleh semangat
dan keberanian bayi serta peran lingkungan sekitarnya. Seperti kemampuan
merangkak, kemampuan bayi untuk dapat berjalan mengalami proses. Usia 0-4
bulan, bayi belum mampu berjalan. Namun jika bayi bisa diberdirikan, secara
langsung akan mengambil posisi berjalan. Usia 5-6 bulan, bayi akan mengambil
alih keseimbangan jika diberdirikan. Artinya ia akan mencoba untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya sendiri sejalan dengan matangnya mekanisme urat syaraf
sehingga gerakan yang dikendalikan lebih banyak dan lebih baik. Terutama di
daerah batang tubuh. Kemudian ke daerah kaki. Perkembangan motorik diteruskan
dari sendi, utama ke sendi yang lebih kecil (secara proximodistal) dalam
menjangkau suatu benda. Bayi akan menggunakan bahu dan sikunya sebelum menggunakan
pergelangan dan jari tangan. Usia 7-8 bulan, bayi akan merasa senang jika kedua
lengannya dipegang dan akan berjalan melonjak-lonjak jika diberdirikan. Adat
Jawa akan mengabadikan kondisi ini dengan upacara turun tanah (mudun lemah).
Usia 11 bulan, bayi sangat senang belajar dengan cara dititah (kedua tangannya
dipegang). Usia 12 bulan atau lebih, bayi sudah memiliki keinginan untuk
belajar melangkah sendiri tanpa bantuan orang lain. Bayi akan melangkah dari
satu orang ke orang lain dengan penuh keceriaan. Pada awalnya, telapak kaki
bayi tampak datar. Ketika bayi mulai belajar berdiri dan berjalan, otot-otot
kaki akan terlatih dan membentuk lengkungan kaki. Harus diperhatikan bahwa
kemampuan berjalan dapat dilakukan bayi jika otot-otot, syaraf, dan tulang
telah kuat sempurna. Dalam hal ini, orang tua jangan memaksakan kemampuan bayi
untuk dapat berjalan jika fungsi otot-otot, syaraf, dan tulang belum tumbuh dan
berkembang secara sempurna. Jika orang tua memaksakan agar anaknya dapat
berjalan dengan segera maka kemungkinan munculnya gangguan fisik dapat terjadi.
2. Perkembangan fisik/motorik usia
1-3 tahun
Pada usia saat ini perkembangan motorik anak semakin
meningkat dari mampu berjalan “terhuyun-huyun yang belum mantap” menjadi anak
yang menguasai berbagai keterampilan fisik yang kompleks, seperti melempar,
menangkap, berlari, menjaga keseimbangan, dan menendang. Tentu saja,
keterampilan bergeraknya terus berkembang pada tahun-tahun berikutnya, tetapi
selama masa ini, kemampuan fisik tingkat tinggi mulai muncul. Kebanyakan balita
cukup konten untuk mencoret-coret dengan krayon di atas kertas (dan hal lain
yang kebetulan berada di sekitarnya), untuk tumpukan blok bukan hanya
membenturkan mereka bersama-sama, dan menggunakan peralatan ketika makan.
Semua keterampilan ini membutuhkan latihan, jadi pastikan
untuk memberikan banyak kesempatan anak Anda untuk melakukannya, dan jangan
mengharapkan kesempurnaan dalam hari atau minggu untuk datang. Pada usia 2
tahun Keterampilan motorik kasar benar-benar meningkatkan selama setahun
sebagai kekuatan 2-tahun dan koordinasi nyata meningkat. Pada anak usia 2,5
tahun kebanyakan mereka bisa melompat dari tanah dengan kedua kaki, dan pada
saat anak mencapai ulang tahun ketiga mereka, mereka biasanya bisa naik sepeda
roda tiga dan keseimbangan selama beberapa detik pada satu kaki. Periode antara
2 dan 3 tahun motorik halusnya adalah ketika menulis umumnya menjadi lebih
disengaja, dan anak-anak biasanya belajar menggambar (dan mengenali) lingkaran.
Pada usia 2 tahun biasanya mampu menanggalkan pakaian mereka sendiri dan bahkan
membantu dengan tugas berpakaian.
3. Perkembangan fisik/motorik usia
4-6 tahun
Anak-anak pada usia prasekolah mengkonsolidasikan dan
mengalami kemajuan dalam keterampilan fisik yang telah dikembangkannya di
tahun-tahun awal. Tantangan koordinasi yang sebelum ini dihindarinya, seperti
melompat dengan satu kaki, melompat dengan kedua kaki diangkat bersama, dan
menjaga keseimbangan, sekarang dapa dilakukannya dan dia berusaha melakukan
banyak aktivitas. Tentu saja masih diperlukan waktu yang lama sebelum dia
mencapai kompetensi total dalam bidang-bidang ini. Tapi dia secara bermakna lebih
gesit dan atletik daripada sebelumnya. Perbedaan dalam kemamuan bergerak antara
anak yang baru berjalan dan anak prasekolah amat mencolok. Anak senang
mempraktekkan keterampilan fisik baru ini, baik di rumah, di kelompok bermain,
atau di taman.
a. Transformasi fisik
Atasan utama penyebab kematangan keterampilan bergerak ini
adalah perubahan fisik yang penting terjadi antara usia 2.5 dan 5 tahun. Tinggi
tubuh anak-anak berambah sekitar 8 cm lebih tinggi setiap tahunnya dan berat
badannya sertambah sekitar 3 kg. ukuran kepalanya menjadi lebih kecil
dibandingkan dengan bagian badan yang lain, dan wajahnya menjadi lebih
besar
dalam persiapan untuk mengoordinasi rangkain gigi kedua yang akan muncul dalam
beberapa tahun.
b. Perkembanan gerakan
Keterampilan fisik anak menjadi semakin baik. Pada usia ini,
anak amat senang menggunakan keterampilan motoriknya yang semakin baik, bakan
ketika aktivias itu berbahaya. Banyak orang tua merasa bahwa anak mereka
menjadi sedikit pemberani di tahap ini, sebagai hasil dari antusiasme
prasekolah yang biasa. Pastikan anak mempunyai banyak peluang untuk menjajaki
dengan aman, jadi anak tidak perlu mengambil risiko yang membahayakan dirinya
ketika berpetualang dan bergembira. Tempat bermain di luar rumah/sekolah yang dibangun
dengan baik dan ayunan dan bagian yang dapat berputar-putar, kerangka untuk
dipanjat dan alok untuk melatih keseimbangan badan amat menyenangkan anak dan
dapat membantu menjaga rangsanan rasa ingin tahunya dalam keindahannya. Saran
ayang dirancang dengan pertimbangan keselamatan anak-anak lebih diutamakan.
B. BENTUK STIMULASI DAN TABELNYA
Pencapaian kemampuan motorik halus (adiftif) anak akan
tampak pada usia 2-5 tahun. Berikut tahapan kemampuan sesuai usia yang dapat
dimiliki oleh seorang anak:
Usia
0 – 1 tahun => Di usia 3-4 bulan kandungan, janin sudah menunjukkan gerakan
tubuh pertamanya, yang semakin bertambah sejalan dengan pertambahan usia
kehamilan. Gerakan kedua muncul saat bayi lahir, yaitu gerak refleks. “Gerakan
seperti mengisap puting susu ibu, gerak refleks tangan dan kaki, mengangkat
kepala saat ditengkurapkan, dan membuka jari saat telapak tangannya disentuh,
merupakan gerakan refleks yang bertujuan untuk bertahan hidup,” gerak refleks
seharusnya distimulasi agar kemampuan awal si kecil terbentuk. Contohnya, bila
gerak refleks tangan distimulasi dengan baik, dalam usia 2-3 bulan, bayi
memiliki kemampuan menggenggam benda-benda yang berukuran besar. Stimulasi yang
bertahap dan berjenjang akan memberikan manfaat dalam kemampuan dan keterampilan
menggenggam pada bayi. Bayi akan mampu menggenggam benda-benda yang lebih kecil
hingga akhirnya bisa menggenggam sendok atau pensil warna. Kemampuan kinestetik
lain yang mesti dimiliki bayi usia 3-6 bulan adalah merayap dan merangkak.
Kemampuan ini merupakan awal dari perkembangan bergerak maju, duduk, berdiri,
dan berjalan. Orangtua bisa menempatkan bola warna-warni di depan bayi saat ia
tengkurap. Warna-warni akan menarik bayi untuk mengambil dengan berusaha
bergerak maju. Setelah merangkak, anak akan belajar berjalan. Untuk berjalan,
diperlukan kekuatan otot kaki, punggung, perut, keseimbangan tubuh, koordinasi
mata-tangan-kaki, serta aspek mental, emosional, dan keberanian. Dengan
banyaknya aspek yang terlibat dalam proses berdiri dan berjalan, jumlah sel
otak yang terstimulasi pun bertambah banyak. Saat belajar berjalan, anak
mencoba merambat dan berdiri sambil berpegangan benda-benda yang kuat.
Usia 1 - 2 tahun => Di usia setahun, seluruh kemampuan
dan keterampilan kinestetiknya sudah terbentuk. Untuk itu, perlu diberikan
pengembangan stimulasi dengan penambahan pada bentuk, media, tingkat kesulitan,
dan lainnya. Pada usia ini kemampuan perkembangan motorik halus yang dimiliki
pada anak biasanya berupa mencontoh bentuk-bentuk yang melingkar, mampu
menyusun dan membangun tugu yang terdiri dari 7 buah balok, memasukan sendok
kosong kedalam mulut dengan benar. Sebagian anak juga mampu membuka satu
persatu halaman bukunya, memegangi gelas dengan satu tangan. Bahkan ada anak
yang dapat menggunting dan melipat kertas sambil bercakap-cakap. Sedangkan cara
yang mudah untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar pada usia ini adalah
dengan banyak bermain bersama anak seperti berlari, melompat, melempar,
menangkap, berguling, dan lain-lain. Anak akan lebih mudah belajar melempar
daripada menangkap.
Agar kemampuan anak menangkap bola atau benda bertambah,
rajin-rajinlah orangtua bermain lempar-tangkap bola. Dengan cara ini pula
kemampuan koordinasi mata dan tangan anak akan terlatih. Bila anak sudah mampu menangkap
dan melempar, tingkat kesulitannya bisa ditambah. Contohnya, menambah jarak
lempar-tangkap, mengganti bola yang lebih besar dengan yang kecil, serta arah
lemparan semakin cepat. Teknik-teknik tersebut akan membantu menguatkan
otot-otot lengan anak serta mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar,
koordinasi mata-tangan, visual-spasial, kecepatan reaksi, dan kelenturan.
Kesemuanya, menurut Bambang, merupakan respon dari sel-sel otak. Keterampilan
motorik halus dan kasar berguna untuk kemampuan menulis, menggambar, melukis,
dan keterampilan tangan lainnya. Anak juga bisa dilatih mengembangkan otot
kaki, misalnya menendang bola, melompat dengan dua kaki, serta menaiki anak
tangga (tentu dibantu orang dewasa).
Usia 3 – 4 tahun => pada usia ini anak mampu membuat
garis lurus, menyusun 9 buah balok, memasukan sendok berisi makanan kedalam
mulut tanpa banyak yang tumpah. Di usia ini anda dapat mengajarinya menulis.
Sebab diantara usia 3,5 – 4,5 tahun, pengendaliaan otot dan jari-jari yang
diperlukan untuk menulis simbol-simbol lebih mudah diperoleh dibandingkan
dengan koordinasi organ-organ bicara yang dibutuhkan untuk perkembangan
bahasanya. Selain itu pada usia ini anak dapat menggambar mengikuti bentuk,
menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran, membuka menutup kotak, dan
menggunting kertas mengikuti pola garis lurus. Dapat menggambar dan
mencoret-coret huruf meski dalam bentuk kasar. Mampu mengenakan bajunya
sendiri. Selain itu pada usia ini anak dapat menggambar sesuatu yang diketahui,
bukan yang dilihat, mulai menulis sesuatu dan mampu mengontrol gerakan
tangannya, menggunting zig zag, melengkung, membentuk dengan lilin, dan
menyelesaikan pasel 4 keping. Di usia ini, keterampilan dan kemampuan anak
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan anak usia 1-2 tahun. Perbedaan yang nyata
hanya pada kualitasnya. Anak usia 3-4 tahun berlari lebih cepat ketimbang anak
usia 1-2 tahun, lemparannya lebih kencang, dan sudah mampu menangkap dengan
baik. Kemampuan motorik kasar otot kaki anak, selain berjalan dan berlari
cepat, antara lain mampu melompat dengan dua kaki, memanjat tali, menendang
bola dengan kaki kanan dan kiri. Untuk motorik kasar otot lengan, anak mampu melempar bola ke
berbagai arah, memanjat tali dengan tangan, mendorong kursi, dan lainnya.
Kemampuan yang melibatkan motorik halus untuk koordinasi mata-tangan, yaitu
mampu memantul-mantulkan bola beberapa kali, menangkap bola dengan diameter
lebih kecil, melambungkan balon, keterampilan coretan semakin baik. Agar kemampuan
dan keterampilan motorik halus serta kasar kian berkembang, anak bisa diberikan
stimulasi kinestetik. Ia mencontohkan beberapa hal seperti berjalan atau
berlari zigzag, berjalan dan berlari mundur untuk mengembangkan otak kanan,
melompat dengan dua kaki ke berbagai arah, menendang bola dengan kaki kanan
atau kiri ke berbagai arah, melempar bola ke berbagai arah dengan bola sedang
sampai kecil, melempar bola ke sasaran seperti huruf, angka, atau gambar,
menangkap bola dari berbagai arah, bermain bulutangkis, mencoret-coret berbagai
bentuk geometri untuk mengembangkan otak kiri dan kanan, serta menggerakkan
kedua tangan dan kaki dengan memukul drum mainan.
Usia 4 - 6 tahun => pada usia ini anak mampu melipat
kertas menjadi bentuk segitiga, dapat secara tepat menggambar bentuk kotak,
huruf, dan angka. Dalam permainan ia sudah bisa menangkap bola kecil dan
melemparkannya kembali dengan lebih baik. Bahkan ia sudah bisa berjalan meniti
garis lurus. Untuk usia ini anak juga dapat melipat, menggunting sesuai pola,
menyusun mainan konstruksi bangunan, mewarnai lebih rapi tidak keluar garis,
dan meniru tulisan. Pada usia 5-6 tahun, hampir seluruh gerak kinestetiknya
dapat dilakukan dengan efisien dan efektif. Gerakannya pun sudah terkoordinasi
dengan baik. Namun, pada anak kelompok usia ini lebih menyukai permainan yang
tidak banyak melibatkan motorik kasar. Mereka lebih menyukai permainan yang
menggunakan kemampuan berpikir seperti bermain puzzle, balok, bongkar pasang
mobil, serta mulai tertarik pada games di komputer maupun play station.
Tabel 1
Usia
|
Kemp.motorik halus
|
Bentuk
stimulasi
|
1-2 tahun
Usia 2-3 tahun
Usia 3-4 tahun
Usia 4-6 tahun
|
mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk
membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan
menyusun menara dari balok
memindahkan air dari gelas ke gelas lain
belajar memakai kaus kaki sendiri
menyalakan TV dan bermain remote
belajar mengupas pisang
mencoret-coret dengan 1 tangan
menggambar garis tak beraturan
memegang pensil
belajar menggunting
mengancingkan baju
dan memakai baju sendiri
menggambar manusia
mencuci tangan
sendiri
membentuk benda dari plastisin
membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi
menggunting dengan cukup baik
melipat amplop
membawa gelas tanpa menumpahkan isinya
memasikkan benang ke lubang besar
|
Menjumput kismis
Berikan
buku tulis atau bacaan
Berikan balok
Berikan 2 gelas dan air
Biarkan anak memakai kaos kaki sendiri
Memencet
tombol TV
Berikan
anak buah pisang
Berikan anak
pensil dan kertas
Berikan buku
gambar dan pensil
Berikan
pensil
Berikan
gunting dan kertas
Suruh anak mengancing pakaiannya sendiri
Berikan pensil dan buku
gambar
Perintah anak untuk ke wastafel dan cuci
tangan
Berikan plastisin
Berikan anak
kertas dan pensil
Berikan gunting
Berikan anak kertas lipat
Berikan anak gelas
yang berisi air
Berikan anak benang dan balok yang berlubang
suruh anak memasukan
|
C. KARAKTERISTIK ANAK 2-3 TAHUN
Pentinganya
memahami karakteristik anak diusia emas atau usia tumbuh kembang mereka, kita
tidak mau seandanyai pada usia-usia seperti ini kita lewatka tanpa hal
istimewa. Pada anak usia dini pada umum mempunya karakteristik yang sama
khasnya baik secara fisik, psikis, mental, social dan moral. Perlu dipahami
sekali lagi bahwa masa anak-anak adalah pembentukan fondasi dan dasar kepribadian
yang akan menentukan pengalaman anak selanjutnya. Pengalaman yang dialami anak
sangat berpengaruhi sekali pada kehidupan selanjutnya. Pengalaman yang dialami
mereka tidak dapat dihapus dan bertahan lama. Beberapa hal yang menjadi alasan
penting mengetahui karakteristik anak usia dini. Usia dini merupakan usia yang
paling penting dalam masa tahap perkembangan manusia, usia tersebut
merupakan periode diletakkanya dasar struktur kepribadian yang dibangun
sepanjang masa. Pengalaman awal sangat
penting sebab dasar awal sebelum bertahan dan mempengaruhi sikap dan perilaku
anak sepanjang hidupnya. Pengalaman yang pertama cendrung menjadi kebiasaan
untuk berikanlah pengalaman yang positif.
Perkembangan fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar
biasa dibandingakan dengan sepanjang usianya, bahkan usia 0-8 tahun mengalami
80% perkembangan otak dibandingkan oleh karena itu perlu simulasi fisik
dan mental.
Untuk
anak usia 2-6 tahun memiliki karakteristik :
1. Berkaitan dengan perkembangan fisik
mereka lebih cenderung untuk melakukan aktivitas gerak.
2. Perkembangan bahasa juga semakin
baik .
3.
Perkembangan kognitif rasa berpikir
meningkat ditandai dengan rasa ingin tahu mereka terhadap lingkungan sekitar
sangat luar biasa.
Dengan kita tahu karakteris ini seharusnya kita sudah mengira-ngira program apa
yang kita pantas kita berikan untuk anak-anak. Menjadi anak yang pintar secara
teoristik dan akademik memang tidak mudah dilakukan akan tetapi semua itu
menjadi gampang kita tahu dunia mereka.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak memiliki
suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai
berakhirnya masa remaja.Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa.Anak bukan
dewasa kecil.Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang
sesuai dengan usianya.
Pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan,
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.Perkembangan adalah
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian.Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan.Berbeda
dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan
saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem
neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi.Kesemua fungsi tersebut
berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.
2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip
Tumbuh Kembang Anak.
Proses tumbuh
kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri
tersebut adalah sebagai Berikut:
a) Perkembangan
menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan.Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan
intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut
saraf.
b) Pertumbuhan
dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.Setiap
anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan
sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan
kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat.
Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan
perkembangan selanjutnya.
c) Pertumbuhan
dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Sebagaimana pertumbuhan,
perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan
fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing
anak.
d) Perkembangan
berkorelasi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat,
perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar,
asosiasi dan lain-lain.Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi
badannya serta bertambah kepandaiannya.
e) Perkembangan
mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua
hukum yang tetap, yaitu: a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala,
kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).b.
Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak
halus (pola proksimodistal).
f) Perkembangan
memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola
yang teratur dan berurutan.Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik,
misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat
gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya. Proses tumbuh
kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan.
PERKEMBANGAN MOTORIK PESERTA DIDIK
Reviewed by Magister Olahraga
on
13.55.00
Rating:
Terima kasih telah mengpost tulisan ini. Tp, alangkah baiknya jika di cantumkan daftar pustakanya. Sekian.
BalasHapus