PENTINGNYA MODEL PEMBELAJARAN
Konsep dan Pentingnya Model
1.
Konsep
Model
Mengajar
adalah perbuatan yang kompleks. Perbuatan yang kompleks dapat diterjemahkan
sebagai penggunaan sejumlah komponen secara integrative yang terkandung dalam perbuatan
mengajar itu untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Sejalan dengan semakin
kompleksnya kompetensi yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani, maka
tuntutan terhadap pendekatan pembelajaran yang digunakan harus canggih. Dalam
sejarah pembelajaran pendidikan jasmani, dikenal banyak ragam pendekatan
dimulai dari yang paling sederhana (tradisional) disebut metode lalu berkembang
menjadi istilah strategi, lalu berkembang lagi menjadi istilah gaya gaya
mengajar, pendekatan (approach) dan yang paling modern sering disebut dengan
model-model (Matzler 2000).
Dalam
kaitan dengan proses pembelajaran ada baiknya guru menggunakan protipe dari
model. Disebut model karena hanya merupakan garis besar (pokok-pokok) yang
memerlukan pengembangan yang sangat situasional. Dalam studi pengembangan
pembelajaran, model mendapat perhatian khusus. Secara umum istilah model
diartikan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Fred
Percipel (tt dalam Hamalik, 2002) menyatakan bahwa “model is a physical or conceptual
representation of an objek or system, incorporating certain specific features
of the original”. Maksud dari pernyataan tersebut, model adalah suatu penyajian
fisik atau konseptual dari suatu objek atau system yang
mengkombinasikan/menyatukan begian-bagian khusus tertentu dari objek aslinya.
Jadi model bukan merupakan bentuk asli, tetapi berupa rancangan yang terdiri
dari banyak reproduksi. Selain itu Briggs (1995) dalam Harjanto (2006)
menjelaskan bahwa “model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk
mewujudkan suatu proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media dan
evaluasi”. Lebih lanjut Rogers , dalam Hamalik (2002:2) menjelaskan “…the
models may be conceptual and consist of word desdription of drawing.physical
models that consist of rel object that process some of the characteristic of
the real thing”. Masih ada pendapat lain mengenai model, yaitu menurut Mills
(1989:4) adalah bentuk representasi akurat, sebagai proses actual yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan
model itu.
Dari
beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model sering digunakan untuk
memperoleh informasi yang lebih banyak tentang gejala-gejala. Hal ini sesuai
dengan fungsi model yang bersifat mencari. Seringkali model juga mempunyai
fungsi menerangkan atau melukiskan belaka.menerangkan atau melukiskan tentunya
tidak akan sempurna karena keterbatasan model. Model menjelaskan tentunya tidak
kan smpurna karena keterbatasan suatu model. Model dapat berupa skema, gambar,
bagan atau tabel. Model menjelaskan keterkaitan berbagai komponen dalam suatu
pola pemikiran yang disajikan secara utuh, konsisten dan menyeluruh. Hal ini
disebabkan karena suatu model disusun dalam upaya mengkongkretkan keterkaitan
hal-hal abstrak dalam suatu skema, bagan, gambar atau tabel. Dengan mencermati
model, maka dapat terbaca uraian tentang banyak hal dalam sebuah pola yang
mencerminkan alur piker dan pola tindakan. Secara menyeluruh model dapat
dimaknai sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan
sesuatu hal, sesuatu yang nyata dan dikonversi untu sebuah bentuk yang lebih
komprehensif. (Mayer, 1985).
Dalam
konteks pembelajaran, model adalah suatu penyajian fisik atau konseptual dari
system pembelajaran, serta berupaya menjelaskan keterkaitan berbagai kompone
system pembelajaran ke dalam suatu
pola.kerangka pemikiran yang disajikan secara utuh. Suatu model pembelajaran
meliputi keseluruhn system pembelajaran yang mencakup komponen tujuan, kondisi
pembelajaran, proses belajar-mengajar dan evaluasi hasil pembelajaran.
2.
Pentingnya Penggunaan Model.
Model
digunakan untuk dapat membantu memperjelas prosedur, hubungan serta keadaan
keseluruhan dari apa yang didesain. Menurut Joyce dan Weil (1980), ada beberapa
kegunaan dari model, antara lain :
a. memperjelas
hubungan fungsional diantara berbgai komponen, unsure atau elemen system
tertentu.
b. Prosedur
yang akan ditempuh dalam melaksanaan kegiatan dapat diidentifikasi secara
tepat.
c. Dengan
adanya model maka berbagai kegiatan yang dicakupnya dapat dikendalikan.
d. Model
akan mempermudah para administrator untuk mengidentifikasi komponen, elemen
yang mengalamani hambatan, jika kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tidak
efektif dan tidak produktif.
e. Mengidentifikasi
secara tepat cara-cara untuk mengadakan perubahan jika pendapat ketidaksesuaian
dari apa yang telah dirumuskan.
f. Dengan
menggunakan model, guru dapat menyusun tugas-tugas siswa menjadi suatu
keseluruhan yang terpadu.
Walaupun banyak kegunaan dari model,
namun terdapat pula kelemahannya, yaitu dapat menjadikan seseorang kurang
berinisiatif mengkreasikan kegiatan-kegiatan. Hal tersebut dapat diatasi jika
sesuatu model dapat menjamin adanya fleksibilitas sehingga memungkinkan
seseorang yang menggunakan model tertentu untuk mengadakan penyesuaian terhadap
situasi atau kondisi secara lebih baik. Apalagi dalam menangani masalah-masalah
pendidikan, yang dalam banyak hal sangat terpengaruh oleh perubahan
variabel-variabel lain diluar bidang pendidikan tersebut. Oleh karena itu dalam
melukiskan suatu model sebaiknya dimungkinkan adanya perubahan-perubahan dalam
mengadakan penyesuaian terhadap kebutuhan yang ada.
3.
Konsep Pembelajaran
Ada
beberapa konsep mengenai pembelajaran, yaitu
ü Pembelajaran
adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar. (Dimyati & Mudjiono, 2005).
ü Pembelajaran
adalah proses yang sistematis melalui tahap, rancangan, pelaksanaan dan
evaluasi. (UUSPN No 20 th 2003).
ü Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. (Joyce & Weil, dalam Dedi Dupriawan dan Benyamin
Suranega, 1990).
ü Pembelajaran
adalah segala kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang
mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru dalam suatu proses yang
sistematis melalui tahapan, rancangan, pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks
kegiatan pembelajaran. (Knirk & Gustafon, 2005).
4.
Konsep Dasar Model-Model Pembelajaran.
Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum dsbnya (Joyce, 1992). Selanjutnya
Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarah kepada desain
pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran tercapai.
Soekamto
dkk dalam Nurulwati (2000) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah
“kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu, dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merancanakan aktivitas belajar mengajar”. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka
dan arah bagi guru untuk mengajar.
Joyce & Weil
(1992) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka
panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran
dikelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan,
artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien
untuk mencapai tujuan pendidikan.
5.
Model-model Pembelajaran.
Berbagai
definisi yang menjelaskan mengenai model pembelajaran, antara lain :
a. Model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.
b. Model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar (Burden & Byrd, 1999).
c. Model
pembelajaran adalah rancangan yang dibuat oleh guru untuk membantu seseorang
mempelajari suatu kemampuan atau nilai-nilai baru dalam suatu proses yang
sistematis melalui tahap rencana, pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks
kegiatan belajar mengajar. (Knirk & Gustafon, 2005).
d. Model
pembelajaran adalah suatu pegangan praktis dalam pengelolaan pengajaran di
kelas. Model itu mencakup semua komponen pokok yang harus dipertimbangkan dan
diatur oleh guru. (Winkell, 1991).
e. Model
pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan fungsi sebagai pedoman bagi perancang
pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar. (Udin Winataputra, 1994).
f. Model
pembelajaran adalah sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa
saling membantu dalam mempelajari sesuatu. (Edgen &Kauchak, 1993:319).
g. Model
pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan
teknik pembelajaran. (Dedi Supriawan & A., Benyamin S, 1990).
h. Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau tutorial untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
computer, kurikulum, dll (Joyce & Weil, 1992). Selanjutnya Joyce & Weil
menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan guru dalam mendesain
pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran tercapai.
i.
Model pembelajaran mempunyai makna yang
lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur pembelajaran.istilah model
pembelajaran mempunyai empat cirri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi/metode pembelajaran, yakni : (1) rasional teoretis, logis yang disusun
oleh guru, (2) tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (3) langkah-langkah
mengajar yang diperlukan dengan menerapkan model yang baik agar pembelajaran
dapat dilaksanakan secara optimal, (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai.
j.
Model pembelajaran mengarah pada suatu
pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksisnya,
lingkungannya, dan system pengelolaannya. Selain itu dijelaskan pula bahwa
model pembelajaran merupakan langkah yang digunakan dan mekanisme untuk
kegiatan pembelajaran juga sebagai acuan pelaku pendidikan agar tercapai tujuan
yang ingin dicapai.
Dalam
prakteknya, yang harus diingat oleh guru adalah tidak ada model pembelajaran
yang paling tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, namun model
pembelajaran akan menjadi tepat jika memperhatikan kondisi siswa, sifat
materi/bahan ajar, fasilitas sarana dan prasarana, dan kondisi guru itu
sendiri.
6.
Ciri-ciri Model Pembelajaran
Model
pembelajaran memiliki ciri-ciri sbb :
a. Mempunyai
misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir induktif
dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
b. Dapat
dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas.misalnya
model Synectic yang tujuannya untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran
mengarang.
c. Memiliki
bagian-bagian model pelaksanaan, yaitu (1) urutan langkah-langkah pembelajaran
(syntax), (2) adanya prinsip-prinsip reaksi, (3) system sosial, dan (4) system
pendukung. Keempat bagan tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan
melaksanakan suatu model pembelajaran.
d. Memiliki
dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi :
(1) dampak penggiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
e. Membuat
persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang
dipilihnya.
7.
Karakteristik dan Fungsi Model
Pembelajaran.
Karakteristik
umum yang dapat dikenal dari semua model pembelajaran menurut Joyce & Weil
(1980) adalah sbb :
a. Prosedur
ilmiah, maksudnya model pembelajaran bukanlah suatu gabungan fakta yang rancu,
tetapi suatu prosedur yang sistematis untuk mengubah perilaku siswa dan
berlandaskan suatu asumsi tertentu.
b. Hasil
belajar yang spesifik, maksudnya setiap
model pembelajaran memperinci hasil belajar berdasarkan perilaku siswa
yang dapat diamati. Perbuatan apa yang akan ditunjukkan siswa setelah mengalami
pembelajaran dirinci secara lebih nyata, terukur dan teramati.
c. Lingkungan
yang spesifik, maksudnya setiap model pembelajaran memperinci secara tegas
kondisi lingkungan di mana respons siswa hendak diamati.
d. Kriteria
tingkah laku, maksudnya model pembelajaran selalu merinci kriteria perilaku
yang diharapkan dari siswa, membatasi hasil belajar siswa yang bersifat
perilaku yang diharapkan Nampak pada siswa setelah menyelesaikan pembelajaran
tertentu.
e. Pelaksanaan
yang dispesifikasikan maksudnya semua model merinci mekanisme rekasi dan
interaksi siswa dalamsuatu lingkungan tertentu.
Fungsi
model pembelajaran tidak hanya untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan yang
diharapkan, tetapi juga berfungsi untuk mengembangkan berbagai berbagai aspek
yang bersangkutan dengan proses pembelajaran. Selain itu model pembelajaran
bermanfaat untuk menyusun rencana pendidikan siswa, akrena memungkinkan
kegiatan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Beberapa
fungsi penting yang seharusnya dimiliki suatu model pembelajaran menurut Joyne
& Weil (1980) adalah sbb :
Ø Bimbingan,
maksudnya suatu model pembelajaran berfungsi menjadi acuan bagi guru dan siswa
mengenai apa yang seharusnya dilakukan,memiliki desian instruksional yang komprehensif,
dan mampu membawa guru dan siswa kearah tujuan pembelajaran.
Ø Mengembangkan
kurikulum, maksudnya model pembelajaran selanjutnya berfungsi untuk dapat
membantu mengembangkan kurikulum pada setiap kelas atau tahapan pendidikan.
Ø Spesifikasi
alat pelajaran, maksudnya model pembelajaran berfungsi merinci semua alat
pembelajaran yang akan digunakan guru dalam upaya membawa siswa kepada
perubahan-perubahan perilaku yang dikehendaki.
Ø Memberikan
perbaikan terhadap pembelajaran. Maksudnya model pembelajaran dapat membantu
meningkatkan aktivitas proses belajar mengajar sekaligus meningkatkan hasil
belajar siswa.
TUGAS :
1.
Jelaskan mengapa mengajar disebut
sebagai perbuatan yang kompleks?
2.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan model?
3.
Jelaskan apa saja yang termasuk ke dalam
ciri-ciri model pembelajaran?
4.
Jelaskan mengapa model pembelajaran
dianggap penting bagi guru?
5.
Jelaskan menurut anda mengapa tidak
satupun model pembelajaran dapat dikatakan terbaik?
KEGIATAN BELAJAR 2 :
Rumpun Model Pembelajaran.
Model pembelajaran banyak
jumlahnya,namun jika dikelompokkan sebenarnya hanya rerdiri dari empat rumpun
model, yakni : (a) model pemprosesan Informasi (b) model pribadi, (c) model
interaksi sosial, dan (d) model perilaku. Penjelasan masing-masing model ini
mengacu pandangan Joyce dan Weil (1980) sbb :
1.
Model Pemprosesan Informasi.
Rumpun model ini
terdiri dari model pembelajaran yang menjelaskan bagaimana cara individu
memberi respons yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan
data, menformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah
serta penggunaan symbol-simbol verbal dan non-verbal. Di antara model yang
termasuk dalam rumpun ini ditemukan juga model yang menitik-beratkan
perhatiannya pada proses di mana siswa dibimbing untuk dapat memecahkan
masalah, ada pula model yang mengutamakan pada kecakapan intelektual umum.
Kadang kala dijumpai pula model yang menonjolkan interaksi sosial dan hubungan
antar pribadi serta perkembangan kepribadian murid yang terintegrasi dan
fungsional. Model pemprosesan informasi memfokuskan perhatian pada aktivitas
yang membina keterampilan (skill) dan isi (content) pembelajaran yang
disampaikan kepada siswa.
Model
pemprosesan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan dan pemprosesan
informasi. Model ini lebih memfukoskan pada fungsi kognitif siswa. Model ini
didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan
siswa dalam memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemprosesan informasi merujuk pada cara
mengumpulkan atau menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data,
memecahkan masalah, menemukan konsep dan menggunakan symbol verbal dan visual.
Teori pemprosesan informasi (kognitif) dipelopori oleh Robert Gagne (1985).
Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi
proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output
dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemprosesan informasi terjadi interaksi
antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi-kondisi
eksternal atau rangsangan dari luar (lingkungan). Interaksi antar keduanya akan
mendapatkan hasil belajar. Pembelajaran merupakan keluaran dari pemprosesan
informasi yang berupa keterampilan manusia (human capitalities). Keterampilan
manusia dimaksud terdiri dari : (a) informasi verbal, (b) keterampilan
intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motorik.
Menurut Rober M.
Gagne ada delapan fase proses pembelajaran, yakni :
1)
Motivasi baik motivasi intrensik maupun
ekstrensik merupakan (fase awal) memulai pembelajaran. Dengan adanya dorongan
semangat untuk melakukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu.
2)
Pemahaman individu dalam menerima
informasi yang didapatkan dari pembelajaran. Pemahaman ini dibantu oleh
perhatian (atensi).
3)
Perolehan individu, yakni mempersepsi
informasi di dalam dirinya sehingga terjadi proses penyimpanan dalam memori
siswa.
4)
Ketahanan (daya ingat) individu,
maksudnya daya tahan individu setelah menerima informasi yang tersimpan dalam
kotak memori jangka panjang.
5)
Ingatan kembali, yaitu mengeluarkan
kembali informasi yang telah disimpan, bila ada rangsangan.
6)
Generalisasi, yakni menggunakan hasil
pembelajaran untuk keperluan tertentu.
7)
Perlakuan, yaitu perwujudan perubahan
perilaku individu sebagai hasil belajar.
8)
Umpan balik yaitu untuk memperoleh
feedback dari perilaku yang telah dilakukannya.
Kemudian
dalam kaitannya dengan pemprosesan informasi pada saat proses pembelajaran
berlangsung, maka ada Sembilan langkah yang harus diperhatikan guru, yakni :
1) Melakukan
tindakan untuk menarik perhatian siswa
2) Memberikan
informasi mengenai tujuan dan topik pembelajaran.
3) Merangsang
siswa (appersepsi) untuk memulai pelajaran.
4) Menyampaikan
materi pelajaran sesuai dengan topik dan tujuan yang telah ditetapkan.
5) Membimbing
siswa
6) Memberikan
penguatan (reward)
7) Memberikan
feedback kepada siswa
8) Melaksanakan
penilaian dari proses hasil belajar
9) Tanya-jawab
(diskusi)
Pendekatan atau strategi model
pemprosesan informasi
1)
Mengajar induktif, tujuannya untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan membentuk teori.
2)
Latihan inquiry tujuannya untuk mencari
dan menemukan informasi yang diperlukan.
3)
Inquiry keilmuan tujuannya untuk
mengajarkan system penelitian dalam disiplin ilmu, diharapkan dapat memperoleh
pengalaman dalam domain disiplin ilmu lainnya.
4)
Pembentukan konsep tujuannya untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan mengembangkan konsep dan kemampuan
menganalisis.
5)
Model pengembangan tujuannya untuk
mengembangkan intelegensi umum, terutama berpikir logis, aspek sosial dan
moral.
6)
Model Advanced organizer tujuannya untuk
mengembangkan kemampuan memproses informasi secara efesien menyerap satuan
keilmuan secara bermakna.
Implikasi Teori Belajar Kognitif
(Piaget) dalam pembelajaran.
ü Bahasa
dan berpikir anak berbeda dengan orang dewasa
ü Guru
membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan belajar
ü Materi
yang dipelajari aktual (aptuded) dirasakan baru, tetapi tidak terlalu asing
dengan pendekatan mengacu pada prinsip DAP.
ü Di
kelas siswa diberi kesempatan bersosialisasi dan berdiskusi sebanyak mungkin.
Rumpun Model Pemprosesan Informasi
1.
Model berpikir induktif (Hilda Taba).
Model ini dirancang untuk pengembangan proses mental induktif dan penalaran
akademik atau pembentukan teori.
2.
Model latihan inkuiri (Richard Suchman).
Model ini dirancang untuk menyiapkan siswa menghadapi penalaran kausal
komparatif agar anak lebih efektif dalam mengajukan pertanyaan, membentuk
konsep dan hipotesis.
3.
Model Inquiry Ilmiah (Joseph
J.Schwab). Model ini dirancang untuk mengajarkan system
penelitian dalam kawasan pemahaman sosial dan pemecahan masalah sosial.
4.
Model Konsep Jerome Bruner. Model ini
dirancang untuk mengembangkan penalaran induktif, dan perkembangan dan analisis
konsep.
5.
Model Pertumbuhan Kognitif (Jean Piaget,
Irving Sigel, Edmund, Sulivan, Lawrence Kohlberg. Model ini dirancang untuk
meningkatkan perkembangan intelektual, terutama penalaran logis guna diterapkan
pada perkembangan sosial dan moral.
6.
Model (David Ausubel). Model ini
dirancang untuk meningkatkan efisiensi kemampuan pemprosesan informasi untuk
menyerap danmengaitkan bidang pengetahuan lainnya.
7.
Model (Harry Lorayne, Jerry Lucas).
PENTINGNYA MODEL PEMBELAJARAN
Reviewed by Magister Olahraga
on
17.53.00
Rating:
BalasHapusAwalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'
Apaka semua model pembelajaran itu harus diterapkan???
BalasHapus